Sebuah penelitian terbaru yang dirilis oleh International Center for Integrated Mountain Development (ICIMOD) mengungkapkan bahwa gletser di Himalaya dapat kehilangan hingga 80% esnya pada tahun 2100. Penyebab utamanya adalah kenaikan suhu bumi (pemanasan global).
Gunung Himalaya membentang 3.500 km dari Afghanistan, Bangladesh, Bhutan, Cina, India, Myanmar, Nepal, dan Pakistan. Para ilmuwan meneliti perubahan iklim dan suhu yang dampaknya terjadi pada gletser Himalaya. Penelitian menyebutkan bahwa gletser di Himalaya tahun 2011 sampai 2020 telah mencair 65% lebih cepat dibandingkan dengan yang terjadi pada dekade sebelumnya.
Diketahui sejak pertengahan tahun 1800-an, bumi mengalami rata-rata kenaikan suhu sekitar 1,2 derajat Celsius. Berdasarkan laporan dari World Meteorological Organization (WMO), kemungkinan rata-rata tahunan suhu di tahun 2023 sampai 2027 akan naik sebesar 1,5 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri. Hal itu memungkinkan gletser di Himalaya akan kehilangan sepertiga hingga setengah esnya pada tahun 2100. Jika suhu bumi mengalami kenaikan panasnya, gletser di Himalaya akan kehilangan esnya lebih banyak karena mencair. Diperkirakan apabila kenaikan suhunya mencapai 3 derajat Celsius, gletser Himalaya akan kehilangan es sebanyak 75% dan sebanyak 80% apabila kenaikan suhu mencapai 4 derajat Celsius.
Mencairnya gletser di Himalaya berdampak pada ketersediaan cadangan air bersih bagi lebih dari 2 miliar orang yang tinggal di 12 hilir sungai yang bermuara di pegunungan ini. Selain ketersediaan air bersih, masyarakat yang tinggal di wilayah sekitar Himalaya lebih terancam dengan kemungkinan terjadinya bencana alam seperti banjir bandang dan longsor.
Para ilmuwan sudah memperingatkan jika pemanasan global ini terus menerus terjadi, dampaknya tidak hanya terjadi pada masyarakat Himalaya, tetapi seluruh dunia. Cara untuk memperbaiki pemanasan global dapat dilakukan dengan mengurangi emisi karbon, seperti menggunakan listrik secukupnya, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan beralih ke kendaraan umum, memperhatikan sampah makanan dengan bijak mengonsumsi makanan, dan menerapkan 3R.